Tak hanya diminati di pasar domestik, produk gula aren Cianjur juga mulai menarik perhatian pasar ekspor, antara lain dari Dubai, Belgia, Hongkong, dan Singapura.
“Walau masih dalam jumlah skala kecil, kami optimistis akan ada kesempatan besar lainnya yang terbuka,” tambah Yoga dengan nada penuh harapan.
Baca Juga:
Seorang Pria di Cianjur Ngamuk Bawa Golok ke Rumah Saudaranya Sendiri
Selain menghasilkan gula, pohon aren juga memiliki potensi ekonomi lain seperti injuk dan kolang-kaling. Ketua Bumdes Desa Kemang, Rojidin, bahkan telah berhasil memasarkan Cangkaleng, sebutan lokal untuk kolang-kaling, hingga ke Filipina dan Thailand.
“Kolangkaling ini menjadi makanan yang diminati juga sebagai makanan budaya dari Negara Filipina, sehingga potensinya besar,” ujar Rojidin.
Lebih jauh, keberadaan pohon aren juga mendukung pembangunan berkelanjutan. “Kami pertahankan keberadaan pohon aren di Kabupaten Cianjur ini. Tidak boleh ditanami yang lain karena dapat membantu menguatkan pondasi tanah dari bencana longsor. Dibandingkan pohon pisang yang akan menjadikan tanah gembur,” tutur Kepala Desa Kemang Dadan Subarna.
Baca Juga:
Warga Kompak Bongkar 8 Makam Keramat Palsu di Cianjur, Kades: Awalnya dari Mimpi Katanya
Dengan demikian, geliat ekonomi berbasis gula aren sekaligus memperkuat daya tahan lingkungan.
Koperasi Mitra Maslahat di Desa Ciputri juga mencatat pertumbuhan positif sejak mendapatkan bantuan modal sebesar Rp362,5 juta dari BSI Maslahat.
Bantuan ini memungkinkan peningkatan kapasitas produksi, legalitas usaha, serta bertambahnya jumlah petani yang tergabung.