Bahan-bahan alami dari akar Pohon Kawao ini membuat air nira lebih awet, karena dapat memperlambat fermentasi nira.
Sementara itu, mengelola nira menjadi gula aren bukan hanya urusan dapur dan tradisi. Di Kabupaten Cianjur, upaya ini menjadi bagian dari strategi besar untuk memperkuat ekonomi lokal, memperluas ekspor, dan bahkan berkontribusi pada misi swasembada gula nasional.
Baca Juga:
Seorang Pria di Cianjur Ngamuk Bawa Golok ke Rumah Saudaranya Sendiri
Pohon aren yang tumbuh subur di wilayah ini tak sekadar peneduh alam, tapi juga penopang ekonomi dan simbol ketahanan komunitas.
Cita rasa gula aren Cianjur yang legit, aromatik, dan tanpa rasa pahit telah menjadikannya komoditas unggulan. Kini, produk ini bahkan mulai menembus pasar internasional.
Di balik kesuksesan itu, berdiri para petani aren dari Bojongpicung yang tergabung dalam Koperasi Mitra Maslahat Klaster Gula Aren.
Baca Juga:
Warga Kompak Bongkar 8 Makam Keramat Palsu di Cianjur, Kades: Awalnya dari Mimpi Katanya
Didukung program pendanaan dan pendampingan dari Sentra UMKM BSI Maslahat, koperasi ini mampu memproduksi hingga 600 kilogram gula semut setiap hari.
Kelompok Tani Gula Aren Cianjur telah menyadari pentingnya diversifikasi produk untuk menjangkau berbagai segmen pasar. Upaya ini terbukti mampu meningkatkan nilai tambah dari produk aren, sekaligus mendorong harga jual yang lebih kompetitif.
“Kami menjual produk ini ke pasar yang berbeda. Alhamdulillah ada pasarnya masing-masing, permintaan pelanggan selain berupa gula aren padat, juga gula semut dan gula cair,” ucap Yoga.