Kondisi tersebut, menurut Nano, juga dialami anggota PHRI di sejumlah kabupaten/kota lain di Indonesia. Dengan demikian, tidak hanya di Cianjur, terutama kesulitan dalam menutup biaya operasional karena sepinya tamu yang menginap.
Ia meminta seluruh anggota atau pengelola hotel di Cianjur melakukan berbagai inovasi agar tetap bertahan di tengah situasi yang tidak stabil sehingga dapat bangkit kembali dengan kamar yang terisi penuh.
Baca Juga:
PHRI Bali Gelisah: Wisatawan Ramai, tapi Hotel Sepi Pengunjung
Strategi utama saat ini, kata dia, adalah meningkatkan daya tarik hotel dengan memberikan pelayanan lebih baik, kualitas makanan yang ditingkatkan, serta menciptakan berbagai atraksi yang menarik tamu untuk berlama-lama menginap,.
Kendati demikian, pihaknya optimistis dalam 3 bulan ke depan pengelola hotel dapat beradaptasi terhadap perubahan yang selama ini bergantung pada pasar dari pemerintahan mencari peluang di pasar lain sehingga tingkat hunian tetap tinggi.
[Redaktur: Sobar Bahtiar]