WAHANANEWS.CO, CIANJUR - Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Cianjur, Jawa Barat Nano Indrapraja mengatakan, bahwa puncak hunian terjadi pada H+3 Lebaran. Dari ribuan kamar hotel yang tersedia, hanya 49 persen atau 910 kamar yang terisi hingga H+5 Lebaran.
Menurut dia, tingkat hunian menurun karena berbagai faktor. Namun, yang utama karena faktor ekonomi masyarakat yang melemah.
Baca Juga:
PHRI Bali Gelisah: Wisatawan Ramai, tapi Hotel Sepi Pengunjung
Dilansir dari Antara, tingkat hunian hotel selama libur Lebaran 2025 sekitar 49 persen atau menurun sekitar 20 persen daripada Lebaran 2024.
Disebutkan, tingkat hunian baru terlihat cukup tinggi pada H+3 dan H+4 Lebaran, biasanya satu pekan sebelum Lebaran sudah di atas seribu kamar terisi.
Nano mengatakan bahwa arus mudik tahun ini tidak seramai tahun sebelumnya yang membuat tingkat hunian makin menurun.
Baca Juga:
Kolaborasi, KADIN-PHRI-HIMPI Kota Bekasi Santuni Ratusan Anak Yatim dan Dhuafa
Baru terjadi, lanjut dia, setelah Lebaran atau di akhir liburan yang sebelumnya saat musim mudik tingkat hunian masih terlihat tinggi sampai akhir liburan Lebaran.
Hotel di Cianjur saat ini, kata dia, sedang tidak dalam kondisi baik, salah satu faktor kehilangan pasar dari pemerintah yang selama ini cukup tinggi sehingga anggotanya mulai beralih ke pasar lain seperti pelanggan individu berkoordinasi dengan agen perjalanan.
Dikatakan pula bahwa berbagai strategi akan dilakukan guna tingkatkan kembali daya tarik pengunjung untuk menginap di Cianjur, antara lain, dengan berbagai pelayanan yang ditingkatkan, makanan yang lebih beragam, serta berbagai kegiatan hiburan yang dapat menunjang daya tarik.