WAHANANEWS.CO, Jakarta - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Cianjur mencatat sejumlah pasar di wilayah tersebut telah memiliki mesin pencacah sampah organik berkapasitas 1,5 ton. Salah satunya adalah Pasar Ciranjang, yang mulai mengoperasikan mesin tersebut pada Februari 2025.
Kepala DLH Cianjur, Komarudin, mengungkapkan bahwa mesin pencacah di Pasar Ciranjang ditempatkan tidak jauh dari area pasar, sehingga dapat mengurangi volume sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Mekarsari setiap hari.
Baca Juga:
Jadi Daerah Pertama Pemilik Pabrik Pengolahan Sampah BBJP, Cilegon Kini Berencana Lakukan Perluasan
"Dengan adanya mesin pencacah, seluruh pasar di Cianjur dapat mengolah sampah secara mandiri menjadi pupuk atau produk lain yang bernilai ekonomi. Saat ini, total volume sampah dari tujuh pasar di Cianjur mencapai sekitar 42 ton per hari," ujarnya.
Selain pupuk organik, limbah yang diolah secara mandiri juga dapat dimanfaatkan untuk pembuatan paving blok dan produk kerajinan tangan.
Program ini turut melibatkan warga sekitar sebagai tenaga kerja, sehingga membuka peluang penghasilan tambahan bagi masyarakat.
Baca Juga:
Atasi Masalah Sampah, Pemkot Bandung Hadirkan 500 RW KBS di Bulan Marat 2025
Saat ini, Pasar Ciranjang sudah memiliki fasilitas lengkap untuk mengolah sampah secara mandiri, termasuk lahan dan peralatan yang memungkinkan warga sekitar turut serta dalam prosesnya.
Dengan demikian, program ini juga berkontribusi dalam mengurangi angka pengangguran di daerah tersebut.
"Prioritas tenaga kerja diberikan kepada warga sekitar, yang nantinya akan mendapatkan pelatihan serupa dengan yang telah diterapkan di Pasar Ciranjang," tambahnya.
Kepala UPTD Pasar Ciranjang, Heru Haerul Hakim, menjelaskan bahwa sampah organik dari pasar tersebut dapat diolah menjadi pupuk dan pakan magot yang memiliki nilai jual. Hal ini tidak hanya membantu mengurangi sampah yang dibuang ke TPAS Mekarsari, tetapi juga menciptakan sumber pendapatan bagi masyarakat setempat.
Selain itu, pihaknya telah menyiapkan lahan pertanian untuk memanfaatkan pupuk hasil olahan sampah organik, serta area khusus untuk pembudidayaan magot yang berlokasi dekat dengan mesin pencacah.
Tak hanya itu, Pasar Ciranjang juga sedang membangun kandang unggas untuk ayam kampung, bebek, dan ayam pedaging. Program ini diharapkan menjadi percontohan yang dapat berkembang lebih lanjut dan memberikan keuntungan bagi peternak lokal.
"Kami juga mengajukan permohonan bantuan mesin pencacah sampah anorganik atau plastik ke DLH dan Dinas Koperasi UKM Perdagangan dan Perindustrian (Diskumdagin) Cianjur, agar pengolahan sampah dapat dilakukan lebih optimal," pungkasnya.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]