WAHANANEWS.CO, CIANJUR - Seorang siswa di SMKN 1 Pagelaran, Cianjur, Jawa Barat bernama Rizki alias Iki mengalami luka memar di wajah hingga tubuh. Diduga korban yang masih duduk di bangku kelas 10 ini dianiaya seniornya. Aksi kekerasan yang membuat korban alami trauma dan enggan bersekolah.
Dalam video berdurasi 44 detik yang viral di media sosial, tampak korban yang berama Rizki atau Iki ini ditanya oleh keluarganya lantaran pulang dalam kondisi wajah dan badan yang memar. Selain itu pakaian korban juga begitu kotor dengan banyak debu serta tanah yang menempel.
Baca Juga:
Tragis Dialami Roy Erwin Sagala: Diduga Dikeroyok, Kedainya Dihancurkan, dan Ancaman Pembakaran Rumah
Dilansir dari detiknews.com, Rizki dianiaya dan dikeroyok oleh teman satu angkatan hingga kakak kelasnya. Diduga aksi kekerasan itu dipicu masalah sepele, dimana salah satu pelaku kalah dalam pertandingan game online.
Dede Kurniawan (30), kakak korban mengatakan, adiknya yang datang dengan penuh luka di wajah dan badan awalnya tak mau menceritakan kejadian yang dialaminya. Namun setelah didesak, akhirnya korban mengungkapkan pemicu awal hingga akhirnya aksi penganiayaan terjadi.
"Sempat tak mau bercerita, mungkin karena takut. Setelah didesak kakak-kakaknya baru akhirnya cerita," kata dia, Senin (3/3/2025).
Baca Juga:
Korban Pengeroyokan di Silima Pungga-pungga Dairi Minta Polisi Segera Tangkap Pelaku
Menurut dia, terungkap jika aksi kekerasan tersebut dipicu perselisihan setelah bermain game. Salah saorang pelaku mendatangi teman korban lantaran tidak terima usai timnya dikalahkah.
"Jadi pelaku ini datang ke kelas korban, mencari temannya yang bertubuh kecil karena dianggap telah menyindir saat bermain game. Adik saya yang kasihan membela temannya sampai sempat cekcok," kata dia.
Setelahnya, lanjut dia, salah seorang pelaku yang berasal dari kelas berbeda itupun mengadu pada temannya yang merupakan kakak kelas korban. Mereka kemudian kembali mendatangi korban dan membawanya ke halaman belakang sekolah.
"Adik saya sempat menolak saat diajak ke halaman belakang sekolah. Tapi akhirnya dipaksa ikut. Setelah di halaman belakang itu, adik saya dikeroyok oleh beberapa orang," kata dia.
[Redaktur: Sobar Bahtiar]