WAHANANEWS.CO, CIANJUR - Kepala Pelaksana Badan Penanganan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur, Asep Kusmanawijaya, mengatakan bencana pergerakan tanah di Desa Mekarmulya yang terjadi pada Selasa (4/3/2025) kemarin diawali dengan tingginya curah hujan sejak beberapa hari terakhir.
Dilansir dari Metrotvnews.com, peristiwa bencana pergerakan tanah tersebut telah memberikan dampak kepada sekitar 44 kepala keluarga (KK) atau 189 jiwa warga Desa Mekarmulya, Kecamatan Cikalongkulon, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Baca Juga:
Akibat Pergerakan Tanah, 69 Rumah Warga di Garut Rusak
Asep juga mengungkapkan, akibat kejadian itu sejumlah warga terdampak harus diungsikan.
"Jadi, pada Minggu, 2 Maret dan Senin, 3 Maret terjadi hujan berintensitas tinggi dengan waktu yang lama. Baru pada Selasa, 4 Maret terjadi pergerakan tanah," ujar Asep, Kamis (6/3/2025).
Selain itu, Asep juga memaparkan jika ada dua lokasi di Desa Mekarmulya yang mengalami pergerakan tanah. Lokasinya berada di Kampung Cipari RT 05/02 dan Kampung Citano RT 03/02.
Baca Juga:
Pipa Air Pembangkit Listrik di Garut Jebol, Diduga Dipicu Pergerakan Tanah
Menyikapi kejadian tersebut, personel BPBD segera dikerahkan ke lokasi. Mereka melakukan asesmen sekaligus mendata berbagai kebutuhan masyarakat terdampak.
"Hasil pendataan sementara, ada 44 KK atau 189 jiwa yang terdampak. Kemudian ada 14 KK atau 45 jiwa yang mengungsi," ungkap dia.
Sementara itu, terdapat 11 bangunan rumah yang rusak. Rinciannya, rusak berat 2 rumah, rusak sedang 7 rumah, dan rusak ringan 2 rumah.
"Untuk fasilitas umum dilaporkan belum ada yang terdampak," terangnya.
Asep menuturkan, hasil pendataan sementara, di tempat pengungsian sebagian masyarakat sudah kembali pulang ke rumah mereka masing-masing. Lokasi pengungsian berada di Kampung Baru serta bangunan SDN Sugih Mukti.
"Kami terus memantau perkembangan di lapangan karena kondisi hujan diwaspadai masih berpotensi terjadi," pungkasnya.
[Redaktur: Sobar Bahtiar]